Sabtu, 28 September 2013

Thomas Jhon Sargent & Christoper Albert Sims, Ekonom peraih nobel Ekonomi Tahun 2011


Royal Swedish Academy of Sciences mengumumkan pemenang nobel ekonomi tahun 2011, dua ekonom Amerika Serikat, yakni, Thomas J. Sargent dan Christoper A. Sims. Kedua profesor di bidang ekonomi ini memperoleh gelar nobel laurate atas kontribusinya dalam riset empiris mereka mengenai penyebab dan dampak dalam perekonomian makro.
Thomas John "Tom" Sargent (lahir 19 Juli 1943) adalah seorang ekonom dari Amerika yang menekuni bidang ekonomi makro,ekonomi moneter dan ekonometrika deret waktu. Pada tahun 2011, ia masuk urutan ke 17 ekonom yang paling berpengaruh di dunia. Ia mendapat hadiah Nobel bidang ekonomi pada tahun 2011 bersama Christopher A. Sims atas hasil penelitian empiris mereka mengenai efek makro ekonomi
Christopher Albert "Chris" Sims (lahir 21 Oktober 1942) adalah seorang ahli ekonometrika dan ekonomi makro. Saat ini ia menjadi profesor ekonomi dan perbankan di Princeton University. Ia mendapat hadiah Nobel di bidang ekonomi pada tahun 2011 bersama Thomas J. Sargent atas hasil penelitian empiris mereka mengenai efek makro ekonomi.
Prof. Sargent terutama sangat terkenal dalam kontribusinya dalam konsep rational expectation dan dinamika kebijakan moneter bersama kebijakan fiskal. Prof. Sims sendiri merupakan pencetus dan pengembang metode vector autoregression (VAR) yang jamak digunakan sebagai alat ekonometri untuk memahami dinamika variabel-variabel makroekonomi. Konsep rational expectation secara umum berpandangan bahwa masyarakat memproses berbagai informasi secara lengkap dan lalu membuat keputusan yang rasional dengan menggunakan berbagai informasi tersebut.
Rational Expectation atau Ekspektasi Rasional adalah hipotesis dalam ilmu ekonomi yang menyatakan bahwa agen prediksi nilai masa depan dari variabel ekonomi yang relevan tidak sistematis salah dalam bahwa semua kesalahan adalah acak. Ekuivalen, ini adalah untuk mengatakan harapan bahwa agen-agen 'sama nilai yang diharapkan statistik yang benar. Formulasi alternatif adalah bahwa ekspektasi rasional harapan model yang konsisten, dalam arti bahwa agen dalam model mengasumsikan model prediksi yang berlaku. ekspektasi rasional asumsi digunakan dalam banyak model makroekonomi kontemporer, teori permainan dan aplikasi teori pilihan oprational.
Prof. Sargent misalnya menggunakan konsep ini untuk melihat efektivitas dari kebijakan moneter. Ia menunjukkan bahwa jika kita menggunakan konsep rational expectation maka kebijakan moneter tidak memberikan dampak riil pada output perekonomian. Ia juga mengusung pemahaman bahwa kebijakan moneter yang baik harus dibarengi dengan kebijakan fiskal yang baik pula.
Metode VAR yang dilahirkan oleh Prof. Sims berlatar belakang dari pemikiran bahwa sering kali kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana perekonomian sebenarnya bekerja. Oleh karena itu, VAR digunakan dengan menggunakan analisa statistik time-series dari dinamika variabel-variabel makroekonomi yang dianggap relevan dalam model. Untuk menggunakan metode ini, beliau juga menegaskan pentingnya perbedaan antara kebijakan yang tereskpektasi dan tidak terekspektasi. Ia membutikan bahwa kebijakan yang tidak  terekspektasi biasanya memiliki dampak yang masif dan dapat langsung terlihat, sedangkan kebijakan yang terekspektasi cenderung lambat dalam menciptakan dampak dan dampaknya lebih moderat.
Sebenarnya ekspektasi rasional teori yang dikembangkan sebagai tanggapan terhadap kekurangan yang dirasakan dalam teori berdasarkan ekspektasi adaptif. Di bawah ekspektasi adaptif, harapan nilai masa depan dari sebuah variabel ekonomi didasarkan pada nilai-nilai masa lalu. Misalnya, orang akan diasumsikan untuk memprediksi inflasi dengan melihat inflasi tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Di bawah ekspektasi adaptif, jika perekonomian menderita terus meningkat tingkat inflasi (mungkin karena kebijakan pemerintah), orang akan dianggap selalu meremehkan inflasi. Ini dapat dianggap sebagai tidak realistis - pasti individu rasional cepat atau lambat akan menyadari tren dan memperhitungkannya dalam membentuk harapan mereka
Secara umum, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dalam melihat kondisi Indonesia saat ini dari pemikiran Prof. Sargent yang saat ini mengajar di New York University dan Prof. Sims yang mengajar di Princeton University.
Pertama, kedua nobel laurate ini menekankan pentingnya inklusi ekspektasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan baik kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Para pembuat kebijakan saat ini sudah seharusnya mampu untuk memilah mana ekspektasi masyarakat dan mana ekspektasi politis. Dan sudah seharusnya ekspektasi masyarakat dijadikan prioritas sebagai panduan dalam membuat kebijakan.
Kedua, pembuat kebijakan juga patut untuk menyadari sifat dari terekspektasinya suatu kebijakan. Pembuatan kebijakan yang tanpa arah yang jelas dan ditemani dengan sosialisasi yang buruk pada masyarakat dapat memberikan dampak yang justru tidak diinginkan. Misalnya pemerintah berharap suatu kebijakan dapat segera memberikan dampak yang massif, namun jika diterapkan dengan berlarut-larut sehingga masyarakat sudah berekspektasi akan kebijakan tersebut bahkan sebelum kebijakan hadir, dampak dari kebijakan bisa jadi tidak hadir sebesar yang diinginkan pembuat kebijakan.
Ketiga, sekali lagi ekspektasi masyarakat itu penting. Oleh karena itu, pembuat kebijakan harus turut mengindahkan faktor-faktor yang dapat membentuk ekspektasi masyarakat. Dari sikap pemerintah dalam menentukan kabinet, keputusan-keputusan bank sentral dalam mengawasi bank sampai celotehan-celotehan wakil rakyat.
Berikut Review Kami Mengenai Tokoh Ekonom Tersebut.
Seperti kita ketahui, ilmu makroekonomi sedang melalui ujian yang ketat dengan hadirnya resesi ekonomi global. Hadirnya krisis ekonomi ini secara langsung memberikan tes pada ilmu makroekonomi apakah teori-teori yang telah dikembangkan selama ini serta alat-alat makroekonometri yang ada masih mampu diterapkan dalam kondisi saat ini dan mampu memberikan arahan kebijakan untuk memperbaiki kondisi perekonomian global.
Ilmu makroekonomi sendiri berbeda dengan ilmu mikroekonomi yang lebih berfokus pada variabel-variabel aggregate dalam ekonomi, misalnya output atau Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi dan tingkat pengangguran.

Menurut opini kami , kami  menekankan pentingnya kebijakan yang terekspektasi  dalam  pengambilan kebijakan, baik kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Walaupun
kebijakan yang terekspektasi cenderung lambat dalam menciptakan dampak, dan dampaknya lebih moderat tetapi menurut kami kebijakan yang seperti ini merupakan kebijakan yang tepat dan pada umumnya telah diterapkan oleh berbagai negara. Kebijakan yang terekspetasi sudah jelas terencana dan tertata dengan baik dalam menjalankan perekonomian secara makro yang mampu mensejahterakan masyarakat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar