Royal Swedish Academy of Sciences mengumumkan
pemenang nobel ekonomi tahun 2011, dua ekonom Amerika Serikat, yakni, Thomas J.
Sargent dan Christoper A. Sims. Kedua profesor di bidang ekonomi ini memperoleh
gelar nobel laurate atas
kontribusinya dalam riset empiris mereka mengenai penyebab dan dampak dalam perekonomian makro.
Thomas John "Tom" Sargent (lahir 19 Juli
1943) adalah seorang
ekonom dari Amerika yang
menekuni bidang ekonomi makro,ekonomi moneter dan ekonometrika deret waktu.
Pada tahun 2011, ia masuk urutan ke 17 ekonom yang paling berpengaruh di dunia. Ia
mendapat hadiah Nobel bidang
ekonomi pada tahun 2011 bersama Christopher A. Sims atas hasil
penelitian empiris mereka mengenai efek makro ekonomi
Christopher Albert "Chris" Sims (lahir 21 Oktober 1942) adalah seorang ahli ekonometrika dan ekonomi makro.
Saat ini ia menjadi profesor ekonomi dan perbankan di Princeton University. Ia mendapat
hadiah Nobel di
bidang ekonomi pada tahun 2011 bersama Thomas J. Sargent atas
hasil penelitian empiris mereka mengenai efek makro ekonomi.
Prof.
Sargent terutama sangat terkenal dalam
kontribusinya dalam konsep rational expectation dan dinamika
kebijakan moneter bersama kebijakan fiskal. Prof. Sims sendiri merupakan pencetus dan pengembang metode vector
autoregression (VAR) yang jamak digunakan sebagai alat ekonometri
untuk memahami dinamika variabel-variabel makroekonomi. Konsep rational expectation secara
umum berpandangan bahwa masyarakat memproses berbagai informasi secara lengkap
dan lalu membuat keputusan yang rasional dengan menggunakan berbagai informasi
tersebut.
Rational Expectation atau Ekspektasi Rasional adalah hipotesis
dalam ilmu ekonomi yang menyatakan bahwa agen prediksi nilai masa depan dari
variabel ekonomi yang relevan tidak sistematis salah dalam bahwa semua
kesalahan adalah acak. Ekuivalen, ini adalah untuk mengatakan harapan bahwa
agen-agen 'sama nilai yang diharapkan statistik yang benar. Formulasi
alternatif adalah bahwa ekspektasi rasional harapan model yang konsisten, dalam
arti bahwa agen dalam model mengasumsikan model prediksi yang berlaku.
ekspektasi rasional asumsi digunakan dalam banyak model makroekonomi
kontemporer, teori permainan dan aplikasi teori pilihan oprational.
Prof.
Sargent misalnya menggunakan konsep ini
untuk melihat efektivitas dari kebijakan moneter. Ia menunjukkan bahwa jika
kita menggunakan konsep rational expectation maka kebijakan
moneter tidak memberikan dampak riil pada output perekonomian.
Ia juga mengusung pemahaman bahwa kebijakan moneter yang baik harus dibarengi
dengan kebijakan fiskal yang baik pula.
Metode VAR yang dilahirkan oleh Prof. Sims berlatar belakang dari pemikiran
bahwa sering kali kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana perekonomian
sebenarnya bekerja. Oleh karena itu, VAR digunakan dengan menggunakan analisa
statistik time-series dari dinamika
variabel-variabel makroekonomi yang dianggap relevan dalam model. Untuk
menggunakan metode ini, beliau juga menegaskan pentingnya perbedaan antara
kebijakan yang tereskpektasi dan tidak terekspektasi. Ia membutikan bahwa
kebijakan yang tidak terekspektasi biasanya
memiliki dampak yang masif dan dapat langsung terlihat, sedangkan kebijakan
yang terekspektasi cenderung lambat dalam menciptakan dampak dan dampaknya
lebih moderat.
Sebenarnya ekspektasi
rasional teori yang dikembangkan sebagai tanggapan terhadap kekurangan yang
dirasakan dalam teori berdasarkan ekspektasi adaptif. Di bawah ekspektasi
adaptif, harapan nilai masa depan dari sebuah variabel ekonomi didasarkan pada
nilai-nilai masa lalu. Misalnya, orang akan diasumsikan untuk memprediksi
inflasi dengan melihat inflasi tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Di bawah
ekspektasi adaptif, jika perekonomian menderita terus meningkat tingkat inflasi
(mungkin karena kebijakan pemerintah), orang akan dianggap selalu meremehkan
inflasi. Ini dapat dianggap sebagai tidak realistis - pasti individu rasional
cepat atau lambat akan menyadari tren dan memperhitungkannya dalam membentuk
harapan mereka
Secara umum, ada beberapa hal yang dapat kita
pelajari dalam melihat kondisi Indonesia saat ini dari pemikiran Prof. Sargent yang saat ini mengajar di
New York University dan Prof. Sims
yang mengajar di Princeton University.
Pertama, kedua nobel laurate ini menekankan
pentingnya inklusi ekspektasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan baik
kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Para pembuat kebijakan saat ini
sudah seharusnya mampu untuk memilah mana ekspektasi masyarakat dan mana
ekspektasi politis. Dan sudah seharusnya ekspektasi masyarakat dijadikan
prioritas sebagai panduan dalam membuat kebijakan.
Kedua, pembuat kebijakan juga patut untuk
menyadari sifat dari terekspektasinya suatu kebijakan. Pembuatan kebijakan yang
tanpa arah yang jelas dan ditemani dengan sosialisasi yang buruk pada
masyarakat dapat memberikan dampak yang justru tidak diinginkan. Misalnya
pemerintah berharap suatu kebijakan dapat segera memberikan dampak yang massif,
namun jika diterapkan dengan berlarut-larut sehingga masyarakat sudah
berekspektasi akan kebijakan tersebut bahkan sebelum kebijakan hadir, dampak
dari kebijakan bisa jadi tidak hadir sebesar yang diinginkan pembuat kebijakan.
Ketiga, sekali lagi ekspektasi masyarakat itu
penting. Oleh karena itu, pembuat kebijakan harus turut mengindahkan
faktor-faktor yang dapat membentuk ekspektasi masyarakat. Dari sikap pemerintah
dalam menentukan kabinet, keputusan-keputusan bank sentral dalam mengawasi bank
sampai celotehan-celotehan wakil rakyat.
Berikut Review
Kami Mengenai Tokoh Ekonom Tersebut.
Seperti kita ketahui, ilmu makroekonomi sedang
melalui ujian yang ketat dengan hadirnya resesi ekonomi global. Hadirnya krisis
ekonomi ini secara langsung memberikan tes pada ilmu makroekonomi apakah
teori-teori yang telah dikembangkan selama ini serta alat-alat makroekonometri
yang ada masih mampu diterapkan dalam kondisi saat ini dan mampu memberikan
arahan kebijakan untuk memperbaiki kondisi perekonomian global.
Ilmu makroekonomi sendiri berbeda dengan ilmu mikroekonomi yang lebih berfokus pada variabel-variabel aggregate dalam ekonomi, misalnya output atau Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi dan tingkat pengangguran.
Ilmu makroekonomi sendiri berbeda dengan ilmu mikroekonomi yang lebih berfokus pada variabel-variabel aggregate dalam ekonomi, misalnya output atau Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi dan tingkat pengangguran.
Menurut opini kami , kami menekankan pentingnya kebijakan yang
terekspektasi dalam pengambilan kebijakan, baik kebijakan fiskal
maupun kebijakan moneter. Walaupun
kebijakan yang terekspektasi cenderung lambat dalam menciptakan dampak, dan dampaknya lebih moderat tetapi menurut kami kebijakan yang seperti ini merupakan kebijakan yang tepat dan pada umumnya telah diterapkan oleh berbagai negara. Kebijakan yang terekspetasi sudah jelas terencana dan tertata dengan baik dalam menjalankan perekonomian secara makro yang mampu mensejahterakan masyarakat.
kebijakan yang terekspektasi cenderung lambat dalam menciptakan dampak, dan dampaknya lebih moderat tetapi menurut kami kebijakan yang seperti ini merupakan kebijakan yang tepat dan pada umumnya telah diterapkan oleh berbagai negara. Kebijakan yang terekspetasi sudah jelas terencana dan tertata dengan baik dalam menjalankan perekonomian secara makro yang mampu mensejahterakan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar