IPM
(Indeks Pembangunan Manusia)
IPM
adalah Indeks Komposit yang dihitung sebagai rata – rata sederhana dari :
-
Indeks
Harapan Hidup
-
Indeks
Pendidikan (Angka Melek Huruf & Rata –rata lama sekolah)
-
Indeks
Standart Hidup Layak
-
Indeks
Konsumsi Perkapita
IPM digunakan untuk
mengklasifikasi apakah sebuah negara
adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk
mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Komponen IPM adalah :
-
usia
hidup (longevity)
-
pengetahuan
(knowledge)
-
standar
hidup layak (decent living)
Usia hidup diukur dengan
angka harapan hidup atau e0 yang dihitung menggunakan metode tidak
langsung (metode Brass, varian Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak
lahir hidup dan rata-rata anak yang
masih hidup.
Komponen pengetahuan diukur
dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang dihitung berdasarkan
menggunakan indikator partisipasi sekolah dasar, menengah, dan tinggi sebagai
pengganti rata-rata lama sekolah karena sulitnya memperoleh data rata-rata lama
sekolah secara global. Indikator angka melek huruf diperoleh dari variabel
kemampuan membaca dan menulis, sedangkan indikator rata-rata lama sekolah
dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan; yaitu tingkat/kelas
yang sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Komponen standar
hidup layak diukur dengan indikator rata-rata konsumsi riil yang telah
disesuaikan. Lebih umumnya menggunakan indikator GDP (adjusted real GDP per capita) sebagai ukuran komponen tersebut
karena tidak tersedia indikator lain yang lebih baik untuk keperluan
perbandingan antar negara.
Sejarah
Indeks
ini dikenalkan oleh pemenang Nobel
India, Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq pada 1990. Sejak
itu indeks ini dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Amartya Sen menggambarkan indeks ini
sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih
berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar
pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai
jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci
dalam membuat laporan pembangunan manusianya.
IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar
pembangunan manusia:
§
hidup yang sehat dan
panjang umur (Indeks Harapan Hidup)
§
Pengetahuan (Indeks Pendidikan)
§
standard kehidupan
yang layak (Indeks Standart Hidup Layak).
Setiap tahun Daftar negara menurut IPM diumumkan berdasarkan penilaian diatas. Pengukuran alternatif lain
adalah Indeks
Kemiskinan Manusia yang lebih
berfokus kepada kemiskinan.
Metode Penghitungan
-
Penghitungan
Konsumsi riil / Kapita
¨
Menghitung
pengeluaran konsumsi per kapita (A)
¨
Mendeflasikan
nilai A dengan IHK ibukota propinsi yang sesuai (B).
¨
Menghitung
daya beli per unit (PPP/unit)
¨
Membagi
nilai B dengan PPP/unit (C).
¨
Menyesuaikan
nilai C dengan formula Atkinson sebagai upaya untuk memperkirakan nilai marginal utility dari C.
Penghitungan PPP/unit
dilakukan dengan rumus :
å
E ( i, j )
j
PPP / unit
= -------------------------
å
(p( 9, j ) . q ( i,,j )
dimana: E( i, j ) :
pengeluaran untuk komoditi j di propinsi ke-i
P(
9, j ) : harga komoditi j di DKI Jakarta
q( i,,j ) : jumlah komoditi j (unit) yang dikonsumsi di
propinsi ke-i
Rumus Atkinson yang digunakan
untuk penyesuaian rata-rata konsumsi riil secara matematis dapat dinyatakan
sebagai berikut :
C (i)* = C(i) jika
C(i) < Z
= Z +
2(C(i) – Z) (1/2) jika
Z < C(i) < 2Z
= Z +
2(Z) (1/2)+ 3(C(i) – 2Z) (1/3) jika
2Z < C(i) < 3Z
= Z +
2(Z) (1/2)+ 3(Z) (1/3)+4(C(i) – 3Z) (1/4) jika
3Z < C(i) < 4Z
Dimana: C(I) =
Konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan
Z =
Threshold atau tingkat pendapatan
tertentu
Ilustrasi Penghitungan IPM
Rumus penghitungan IPM dapat disajikan
sebagai berikut :
IPM = 1/3 [X(1)
+ X(2) + X(3)] ………
(1)
dimana :
X(1) : Indeks harapan hidup
X(2) : Indeks pendidikan = 2/3(indeks
melek huruf) + 1/3(indeks rata-rata lama sekolah)
X(3) : Indeks standar hidup layak
Masing-masing indeks komponen IPM tersebut
merupakan perbandingan antara selisih suatu nilai indikator dan nilai
minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum indikator yang
bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut ;
Indeks X(i)= X(i) - X(i)min / [X(i)maks
- X(i)min] ………
(2)
dimana :
X(1) : Indikator ke-i (i = 1, 2,
3)
X(2) : Nilai maksimum sekolah X(i)
X(3) :
Nilai minimum sekolah X(i)
Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X(i) telah
disajikan.
Indikator
Komponen IPM (=X(I))
|
Nilai maksimum
|
Nilai
Minimum
|
Catatan
|
Angka Harapan Hidup
|
85
|
25
|
Sesuai standar
global (UNDP)
|
Angka Melek Huruf
|
100
|
0
|
Sesuai standar global (UNDP)
|
Rata-rata lama sekolah
|
15
|
0
|
Sesuai standar global (UNDP)
|
Konsumsi per kapita yang disesuaikan 1996
|
732.720 a)
|
300.000 b)
|
UNDP menggunakan PDB per kapita riil yang disesuaikan
|
Sebagai ilustrasi
penghitungan dapat diambil contoh Propinsi Jawa Barat Tahun 2002 (angka
sementara) yang memiliki data sebagai berikut :
•
Angka
harapan hidup : 64,93
•
Angka
melek huruf : 93,94
•
Rata-rata
lama sekolah :
7,04
•
Konsumsi
per kapita riil yang disesuaikan : Rp 551.350,-
Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung indeks masing-masing
komponen menggunakan persamaan (2) :
•
Indeks
angka harapan hidup : (64,93 – 25) /
(85 – 25) = 0,6655
•
Indeks
angka melek huruf : (93,10 – 0) /
(100 – 0) = 0,9310
•
Indeks
rata-rata lama sekolah : (7,04 – 0) / (15
– 0) = 0,4693
•
Indeks
pendidikan : 2/3
(0,9310) + 1/3 (0,4693) = 0,7771
•
Indeks
Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan :
(551,35 – 300) /
(732,72 – 300) = 0,5808
Akhirnya
angka IPM dapat dihitung menggunakan persamaan (1) :
IPM = 1/3 (0,6655 + 0,7771 + 0,5808) = 0,6745 (Angka Sementara)
Untuk memudahkan dalam membaca angka IPM disajikan dalam
ratusan (dikalikan 100) sehingga IPM Jawa Barat Tahun 2002 adalah 67,45.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar