Pemerintah dan Makro Ekonomi
A.
Peran dan Fungsi Pemerintah Dalam Perekonomian
Dalam Perekonomian Pemerintah
memiliki peran dan fungsi tersendiri. Ini di karenakan dalam perekonomian dua
sektor atau yang hanya mencakup Rumah Tangga Konsumen dan Rumah Tangga Produksi
terdapat beberapa kelemahan. Oleh karena itu di perlukan campur tangan
Pemerintah dalam Perekonomian.
Fungsi Pemerintah di Bidang
Ekonomi :
- Fungsi
stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi,
sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
- Fungsi
alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public,
seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas
penerangan, dan telepon.
- Fungsi
distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi
pendapatan masyarakat.
Sedangkan untuk
peran Pemerintah lebih menitikberatkan kepada kebijakan-kebijakan, antara lain
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kedua kebijakan ini digunakan untuk :
- Mengatasi
masalah ekonomi makro, seperti inflasi, nilai tukar dan pengangguran
- Menjaga agar
faktor produksi digunakan secara efisien
- Memperbaiki
distribusi pendapatan
A.1 Barang Publik
Barang publik merupakan barang, jasa, atau sistem yang
harus disiapkan oleh pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan kepada warga
negaranya.
Contoh barang publik:
infrastruktur,
seperti jalan raya, jembatan, pelabuhan, dll.
sistem
pertahanan keamanan.
sistem
peradilan, dll.
Pengadaan barang publik dapat dilakukan oleh pemerintah
atau perusahaan.
Sifat-sifat barang public :
Tidak eksklusif. Pemilik barang tidak bisa mencegah
seseorang untuk menggunakan barang tersebut. Pengguna barang tidak bisa dipaksa
untuk membayar. Misalnya Taman Monas, jalan raya, masjid, dll
Tidak ada persaingan dalam penggunaan barang publik.
Penggunaan barang publik oleh seseorang tidak menyebabkan kepuasan orang lain
untuk menggunakan barang tersebut menjadi berkurang.
Terdapat barang publik yang tidak eksklusif, tetapi
kepuasan penggunanya akan turun karena banyaknya pengguna pada suatu waktu
tertentu.
Sebaliknya, terdapat juga barang-barang publik yang
eksklusif, namun tidak ada persaingan bagi penggunanya.
Klasifikasi
Barang Publik
Tingkat
Exclusive Tinggi / Tingkat Rivalry Rendah.
Internet, Telp. Selular, Jalan Bebas Hambatan
Tingkat
Exclusive Tinggi / Tingkat Rivalry Tinggi.
Lapangan Golf, Cabel TV
Tingkat
Exclusive Rendah / Tingkat Rivalry Rendah.
Penggunaan udara, Radio, Sistem Pertahanan, Jalan Raya di
Kota Kecil.
Tingkat
Exclusive Rendah / Tingkat Rivalry Tinggi.
Jalan Raya di Jakarta, Tempat Parkir di Pertokoan
Jakarta.
Perilaku
Pemerintah dalam Penyediaan Barang Publik
Kewajiban pemerintah untuk menyediakan barang-barang publik
Pemerintah memiliki keterbatasan dana untuk menyediakan
seluruh barang publik yang diperlukan warganegaranya
Pemerintah dapat mengajak rumah tangga perusahaan untuk
menyediakan barang-barang publik, terutama untuk barang-barang publik yang
memiliki rivalry tinggi, seperti internet, telepon selular, lapangan golf, TV
cable, dll
Untuk barang-barang publik yang memiliki tingkat rivalry
rendah seyogyanya disediakan oleh pemerintah.
A.2 Kebijakan Moneter
Kebijakan
Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan
harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur
dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan
moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive
Policy adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar.
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu)
Kebijakan moneter dapat
dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1. Operasi Pasar
Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang
beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli
surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar
berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat
Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas
Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang
beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum
terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.
Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank
sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang
beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan
Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang
beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan
pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan
rasio.
4. Himbauan Moral
(Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar
bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar
pada perekonomian.
A.3 Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam
rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan
kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal
lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Instrumen
kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan
erat dengan pajak. Dari sisi pajak, jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh
pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan
meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output, dan sebaliknya
kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output
industri secara umum.
Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Output Pemerintah
a. Pajak
Dengan adanya pajak
terdapat dua pengertian pendapatan, yaitu :
1. Earned
income (Y)
Jumlah pendapatan yg diterima oleh para anggota
masyarakat utk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor
produksi yg mereka sumbangkan dlm turut serta membentuk produk nasional.
2. DISPOSABLE INCOME /TAKE
HOME PAY (Yd)
Adalah jumlah pendapatan earning
ditambah besarnya transfer pemerintah dikurangi pajak yg dipungut pemerintah.
Sehingga pendapatan disposibel adalah
Yd = Y + Tr - Tx
Secara umum, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
• Adanya
pengeluaran pemerintah mengakibatkan keseimbangan pendapatan ekonomi berubah
menjadi C+I+G.
• GDP = Disposible Income
(DI) + Pajak
• Jika
diasumsikan pajak tetap, maka selisih antara GDP dan DI tetap.
b. Pengeluaran
Pengeluaran pemerintah
bisa disederhanakan dengan:
a. Mengurangi adanya kebocoran dalam pelaksanaan program
pembangunan ( dr E1 ke E2)
b. Mengubah luas
lingkup pemerintah à
melepaskan fungsi2 yang tadinya dikerjakan pemerintah (dr E1 ke E3)
c. Melaksanakan
kedua kebijakan a & b (dr E1 ke E4).
Penerimaan terdiri dari penerimaan dalam negeri, yaitu
penerimaan yang berasal dari sumber-sumber di dalam negeri dan penerimaan
pembangunan berasal dari luar negeri berupa pinjaman-pinjaman, pemberian, dll
Pengeluaran terdiri dari :
a.pengeluaran
rutin, yaitu pengeluaran untuk kegiatan rutin yang permanen
dan terus-menerus.
b.pengeluaran pembangunan : untuk membiayai
sebagai agen pembangunan (proyek fisik serta proyek non-fisik)
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
1. Anggaran
Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk
membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus
pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang
resesif.
2. Anggaran
Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan
pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya.
Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi
yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
3. Anggaran
Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika
pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni
terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
B.
Keseimbangan Pendapatan Nasional Dengan Campur Tangan
Pemerintah
Campur tangan
pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran barudalam
sirkulasi aliran pendapatan. Ketiga jenis aliran baru tersebut
adalah
ü Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada
pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak
pemerintah. Iamerupakan sumber pendapatan pemerintah yang pertama.
ü Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan.
Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah atas barang-barang dan
jasa-jasayang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
ü Aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke sektor rumah
tangga. Aliran ini timbul sebagai akibat dari pembayaran atas konsumsi
faktor-faktor produksi yangdimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Suatu
perekonomian keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai
apabila penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat. Dalam
perekonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri, penawaran
agregat adalah sama dengan pendapatan nasionalnya (Y), yaitu sama dengan nilai
barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu periode tertentu.
Pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut
(perekonomian agregat), meliputi tiga jenis pembelanjaan:
konsumsi rumahtangga
(C)
investasi
perusahaan (I)
pengeluaran
pemerintah membeli barang dan jasa (G)
Dengan demikian
keadaan yang menciptakan keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor
adalah:
penawaran agregat = pengeluaran
agregat (Y +AE)
atau Y = C + I + G
Kegiatan sektor perusahaan untuk
memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan aliran pendapatan ke sektor
rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga, dan keuntungan) dan aliran ini sama
nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pada dasarnya pendapatan rumah tangga
akan digunakan untuk tiga tujuan yaitu:
membiayai konsumsi(C)
ditabung(S)
membayar
pajak (T)
dengan demikian berlaku persamaan:
Y = C
+ S + T
Uraian sebelumnya telah menunjukkan
bahwa dalam keseimbangan berlaku persamaan
Y= C + I + G.
Sedangkan pada
setiap tingkat pendapatan nasional berlaku persamaan
Y =C + S + T.
dengan demikian
pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku persamaan berikut:
C + I + G = C + S + T
Apabila C
dikurangi dari setiap ruas maka
I + G = S + T.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar