1. Fungsi
permintaan uang dan persamaan kuantitas
Fungsi permintaan uang (money
demand function) adalah persamaan yang menunjukkan penentu keseimbangan uang
riil yang orang ingin pertahankan. Berikut adalah suatu fungsi permintaan uang
sederhana :
(M/P)d = k Y
di mana k
adalah konstanta yang menyatakan berapa banyak uang orang ingin tahan
untuk setiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa kuantitas
keseimbangan uang riil yang diinginkan
adalah proporsional terhadap pendapatan riil.
Fungsi permintaan uang mirip dengan
fungsi permintaan untuk barang tertentu. Di sini “barang” adalah kenyamanan
menahan keseimbangan uang riil. Pendapatan lebih tinggi mendorong permintaan
lebih besar akan keseimbangan uang rill. Fungsi permintaan uang menawarkan cara
lain untuk memandang persamaan kuantitas (MV = PY) di mana V = 1/k.
Ini menunjukkan kaitan antara
permintaan uang dan perputaran uang. Ketika orang menahan banyak uang untuk
tiap dolar pendapatan (k adalah besar), uang tidak sering berpindah
tangan (V adalah kecil).
Sebaliknya, ketika orang ingin
menahan hanya sedikit uang (k
adalah kecil), uang sering berpindah tangan (V adalah besar).
Dengan kata lain, parameter permintaan
uang k dan perputaran uang V adalah dua sisi berlawanan dari
suatu koin.
2.
Teori
permintaan uang klasik
a. Persamaan
kuantitas oleh Irving Fisher
Jumlah uang yang dibayarkan oleh
pembeli akan sama dengan uang yang diterima penjual. Sehingga :
M . V = P . T
dimana :
M =
jumlah uang yang beredar dalam masayarakat
V = Tingkat kecepatan perputaran uang (velocity), yaitu
berapa kali uang berpindah tangan dari satu pemilik kepada pemilik lain dalam
satu periode tertentu
P =
harga rata-rata di pasar
T =
jumlah atau volume transaksi barang dan jasa
Dalam jangka pendek tingkat harga
berlaku ( P ) akan berubah secara proporsional dengan perubahan uang yang
beredar dimana kecepatan transaksi ( VT ) dan volume transaksi ( T ) akan
dianggap konstan.
Pengaruhnya terhadap pendapatan
nasional suatu Negara dapat dirumuskan sebagai berikut :
M . V = P . V
Akibat dari penurunan suku bunga
akan meningkatkan investasi dan pendapatan. Namun, bilamana masih ada sumber
pendapatan yang menganggur maka hal ini akan meningkatkan Y. tapi bila
perekonomian dalam keadaan full employment maka akan ada persaingan untuk
memperoleh output atau barang yang jumlahnya sudah tetap dan ini mengakibatkan
kenaikan harga.
b. Teori
Cambrige oleh Marshall dan Piqou
Dalam teori ini kepentingan
seseorang dalam memegang uang tunai dipengaruhi untung rugi yang diperolehnya .
sehingga dalam memegang uang akan mengorbankan kemungkinan mendapatkan bunga
apabila disimpan dalam surat berharga atau harta mendatangkan hasil lainnya.
Md = k P Y
Dimana :
k =
rata-rata uang ditahan dari transaksi yang satu ke transaksi berikutnya
P =
tingkat harga umum
Y =
pendapatan nasional riil
3.
Jumlah
uang yang beredar , permintaan uang dan keseimbangan moneter
Apa yang menentukan nilai uang?
jawabannya adalah permintaan dan penawaran. Dalam jumlah permintaan uang, hal
yang paling mendasar ialag permintaan uang mencerminkan seberapa besar kekayaan
yang ingin disimpan oleh masyarakat dalam bentuk likuid. Jumlah uang yang
diminta bergantung pada suku bunga yang dapat diperoleh masyarakat.
Dengan menggunakan uangnya untuk
membeli surat berharga daripada menyimpannya dalam dompet atau dalam bentuk
rekening , giro dengan suku bunga yang rendah. Banyak variable yang memengaruhi
jumlah permintaan uang , namun yang terpenting ialah tingkat harga rata-rata
dalam perekonomian.
4.
Motif
memegang uang berdasar efek Keynes
Permintaan akan uang didasari oleh 3 motif,
yaitu :
a. Motif
transaksi (transaction
motive)
Pada pendekatan klasik, diasumsikan
bahwa tujuan setiap orang memegang uang adalah sebagai alat tukar. Keynes
menekankan komponen permintaan uang ditentukan oleh tingkat transaksi setiap
orang, oleh karena itu semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka
permintaan orang tersebut terhadap barang atau jasa semakin tinggi pula.
Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan.
MDt = f(Y)
b. Motif
berjaga-jaga (precautionary
motive)
Uang digunakan sebagai alat untuk
menghadapai ketidakpastian akan kebutuhan dimasa mendatang. Keynes percaya
bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk berjaga-jaga ditentukan oleh
banyaknya transaksi yang di
ekspektasikan dimasa mendatang. Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka
tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi. Kondisi masa depan
yang tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini. Hal tersebut
akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga.
Secara aggregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat
terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin tinggi. MDp
= f(Y)
c. Motif
spekulasi (speculation
motive)
Uang digunakan sebagai alat untuk
menghadapai ketidakpastian akan kebutuhan dimasa mendatang. Keynes percaya
bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk berjaga-jaga ditentukan oleh banyaknya
transaksi yang di ekspektasikan dimasa
mendatang. Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan
nasional. Arti spekulasi pada motif ini adalah spekulasi dalam pembelian dan
penjualan surat-surat berharga. Motif ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga.
Apabila tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat berharga akan turun.
Jadi naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan
sebaliknya. MDs = f(i)
5. Hubungan
penawaran dan permintaan uang menentukan tingkat harga keseimbangan
|
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
|
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
|
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
|
Kurva penawaran uang berbentuk
garis lurus karena telah ditetapkan oleh fed. Kurva permintaan berbentuk curam
ke bawah karena masyarakat ingin menyimpan uang dalam jumlah lebih banyak
ketika nilai uang turun, sehinga pada titik keseimbangan A antara nilai uang
dan tingkat harga saling menyesuaikan sehingga uang yang beredar dan jumlah
permintaan uang seimbang.
Apabila misal terjadi injeksi
moneter atau dengan kata lain adanya penggandaan jumlah uang yang beredar dan
mencetak uang kertas lalu menginjeksikan uang ke dalam perekonomian, apa yang
akan terjadi ?
penawaran uang
|
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif)
|
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
|
|
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
![]() |
||||
|
Penawaran
yang bertambah akan menggeser kurva keseimbangan uang . kenaikan jumlah uang
yang beredar menyebabkan uang tunai berlimpah, sehingga hasilnya adalah
kenaikan tingkat harga yang menyebabkan nilai uang turun.
6. Kecepatan
dan Persamaan jumlah uang
Velositas
uang adalah laju perpindahan uang dari satu tangn ke tangan lain di masyarakat.
Untuk menghitung velositas uang , dapat dengan membagi nilai nominal produksi
(PDB nominal) dengan jumlah uang. Bila P merupakan tingkat harga (deflator PDB) Y merupakan jumlah produksi
(PDB riil) dan M adalah jumlah uang , maka kecepatannya adalah
V
= (
)
/ M
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif)
Dengan
aljabar sederhana dapat dituliskan menjadi
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.gif)
Persamaan
ini yang menghubungkan jumlah uang yang beredar , velositas uang, dan nilai
uang dari hasil-hasil barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Untuk menjelaskan tingkat harga keseimbangan dan
laju inflasi ada beberapa unsusr yaitu :
1. Velositas
uang relative stabil sepanjang waktu
2. Karena
kecepatan stabil, apabila bank sentral melakukan perubahan pada jumlah uang (M)
maka, akan terjadi perubahan- perubahan yang sebanding pada nilai produksi
nominal (P x Y).
3. Produksi
barang dan jasa dalam perekonomian (Y) sangat ditentukan oleh faktor-faktor
panwaran (tenaga kerja, modal fisik, modal manusia, dan sumber daya alam) dan
ketersediaan terknologi produksi. Khususnya, karena uang bersifat netral, maka uang tidak memengaruhi produksi.
4. Dengan
produksi (Y) ditentukan oleh faktor-faktor penawaran dan teknologi, apabila
bank sentral melakukan perubahan pada jumlah uang yang beredar (M) dan
memengaruhi perubahan-perubahan yang sebanding pada nilai produksi nominal (P x
Y), perubahan-perubahan ini dicerminkan pada perubahan-perubahan pada tigkat
harga (P).
5. Oleh
sebab itu, apabila bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan
cepat, laju inflasi akan naik dengan cepat.
Kelima langkah tersebut diatas merupakan inti dari
teori jumlah uang.
Tingkat harga keseluruhan dari
perekonomian akan menyesuaikan diri agar
jumlah uang yang beredar dan permintaannya menjadi seimbang ketika bank sentral
meningkatkan jumlah uang yang beredar maka tingkat harga naik. Pertumbuhan
jumlah uang yang hebat akan mengakibatkan terjadinya inflasi yang
berkepanjangan.
Pemerintah bisa membiayai
pengeluan-pengeluarannya dengan mencetak uang ketika Negara sangat mengandalkan
“pajak inflasi” ini hasilnya adalah hiperinflasi. Salah satu penerapan prinsip
moneter adalah efek fisher, yaitu ketika laju inflasi naik, suku bunga nominal
akan meningkat dengan jumlah yang sama , sehingga suku bunga riil tetap sama.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,
Mulia. 1997. Teori Ekonomi Makro :
pendekatan pada perekonomian Indonesia. Jakarta : Djambatan
N.Gregory,
Mankiw. 2006. MAKROEKONOMI : edisi keenam
. Jakarta : Erlangga
Samuelson,
Paul A., Nordhaus, William D. 2004. Ilmu
Makro Ekonomi : Edisi Tujuh Belas. Jakarta : P.T. Media Global Edukasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar